Sabtu, 30 Mei 2020 0 Comments

ALLAH BAYAR SECARA TUNAI #CoretanOo #35

"ALLAH BAYAR SECARA TUNAI"
Satu hari saya pergi ke satu Rumah Panti Jompo. Seorang sahabat meminta bantuan agar saya dapat menyalurkan bantuan  kepada orang miskin.
.
Saya belikan kain sarung, beli roti, dll, saya pun pergi ke Panti Jompo yg saya kenal, tak usah saya sebut namanya.
.
Saat sampai kendaraan kami di perkarangan Panti Jompo tsb, tiba-tiba ada seorang ibu tua berlari dari asrama (panti) mebdekati saya.
.
"Ye..ye.. Anak aku datang, anak aku datang, senangnya anak aku datang.."
.
Saya tak mengenal beliau siapa, ibu itu memeluk saya, dia cium saya.
.
Orang tua itu berkata..
.
"Nak.. Kenapa tinggalkan ibu disini nak, ibu mau pulang.. Ibu rindu rumah kita.."
.
Saya waktu itu.. hampir tak bisa berkata-kata, Ya Allah.. Saya coba mengucapkan kata..
.
"Bu.....'
.
Saya pegang tanganya, saya lihat mukanya, dia bilang..
.
"Sampai hati nak, kau tak mengaku aku ni ibu kau.."
.
Bisa saya bayangkan, bagaimana perasan beliau begitu rindu pada anak nya, saya coba berpura-pura, seolah-olah saya anaknya, saya berkata..
.
"Bu.. Maafkan saya ya.."
.
Saya pegang tangannya, saya ajak duduk atas kursi, saya ambil roti, dan saya suapkan ke mulutnya. Tak terasa menetes air mata dipipi.
.
Mencoba bayangkan, hati seorang ibu yang rindu kepada anaknya, bila kita anaknya, mengambilkan sepotong roti, kita suapkan kemulutnya, bagaimana perasaan beliau? Bagaimana perasan kita?
.
Saya coba usap air matanya yg meleleh dipipi, dia pegang tangan saya, Subhana Allah.. Saya bisa merasakan bagaimana perasaan beliau yg begitu rindu kepada anaknya.
.
Saat saya hendak pulang, dia pegang kaki saya sambil berkata..
.
"Nak.. Jangan tinggalkan ibu nak, ibu mau balik, ibu mau pulang.."
.
Akhirnya saya minta izin dengan pihak pengawas panti di situ. Melihat data beliau ternyata anaknya ada 5 orang. Yang paling besar bergelar Tan Sri, orangnya memang kaya, punya nama besar, dan hebat orangnya.
.
Waktu saya izin pulang, dia pegang baju saya, dia bilang mau ikut saya pulang, saya bilang "di mobil ada banyak barang", "tak apa kata ibu itu, saya duduk sama barang-barang, itu"..
.
Akhirnya saya izin ke pengelola panti untuk membawa ibu itu selama 5 hari saja.
.
Pulang ke rumah saya, Sholat Subuh saya jadi Imam dia makmum di belakang, saya baca doa, saya tengok air mata beliau jatuh. Selesai doa saya salami beliau, saya cium tangannya, saya bilang..
.
"Bu.. Maafkan saya ya.."
.
Waktu itu, saya tak membayangkan kalau ibu saya sudah meninggal, tapi saya bayangkan ibu ini adalah ibu saya, sebab dia rindu pada anak-anakny.
.
Di hari ketiga di rumah saya, waktu Sholat Isya', selesai doa saya salami beliau, dia lapisi tangannya dengan kain mukena-nya, dia salam.
.
Saya bilang..
.
"Bu.. Kenapa ibu lapisi tangan ibu ?, dua hari yg lalu ibu salam, ibu tak lapisi tangan ibu dengan saya. Kenapa hari ini ibu lapisi tangan ?"
.
Dia bilang..
.
"Ustaz.. Kau bukan anak saya kan.."_
.
Subhanaallah.. Tiba-tiba dia sebut nama saya "Ustaz". Saya bilang..
.
"Kenapa ibu panggil saya ustaz? Saya anak ibu.."
.
Dia berkata..
.
"Bukan.. Kalau anak saya dia tak akan seperti ini, kalau anak saya dia tak akan jadi imam saya, kalau anak saya dia tak akan suap saya makan.."
.
Bayangkan sahabat-sahabat bagaimana perasaan ibu ini, spontan saya pegang dia, saya peluk dia, saya menangis, saya bilang..
.
"Bu.. Walaupun bukan ibu saya tapi saya sayang ibu seperti ibu saya..".
.
Saya pegang tangan ibu ini.. Walaupun bukan ibu saya tapi saya tahu hatinya sangat rindu dekat dengan anaknya, waktu itu saya pandang wajahnya, saya bilang..
.
"Bu.. Walaupun ibu saya telah tiada, tapi ibu boleh ganti menjadi ibu saya, ibu duduklah di sini..".
.
Saat makan, saya suapkan nasi ke mulutnya, dia muntahkan balik makan dari mulutnya,
.
saya tanya..
.
"Kenapa bu ?"
.
Tiba-tiba saya lihat wajahnya pucat, saya angkat dia, panggil ambulan antar ke rumah sakit.
.
Waktu di RS, saya ambil kepalanya dan saya rebahkan ibu ini, dia pegang tangan saya dia berkata..
.
"Ustaz.. Kalau saya mati, tolong jangan beritahu sorang pun anak saya, kalau saya sudah mati, jangan beritahu mereka di mana makam saya, kalau mereka tau di mana kubur saya, jangan izinkan dia pegang batu nisan saya..".
.
saya pegang beliau saya berkata..
.
"Bu.. Jangan ngomong seperti itu, bu..".
.
Isteri saya menangis di sebelah, anak saya menangis di sebelah memegang dia. Kami pegang dia..
.
"Bu.. Jangan ngomong seperti itu, bu..".
.
Dia geleng kepala, rupa-rupanya itulah saat penghujung hayatnya, akhirnya dia pun meninggal di atas ribaan saya di rumah sakit itu.
.
Dia meninggal dalam pelukan saya, saya doakan Ibu Hajjah Khalijah ini ruhnya mudah-mudahan bersama Salafusoleh.
.
Sahabat, bila kita masih ada ibu tolonglah taat pada ibu kita, jangan durhaka pada ibu kita, jangan tinggalkan dia di Pnati Jompo, saat ibu kita sakit kita jaga dia, pijat-pijat kepala dan kaki ibu kita..
.
sahabat-sahabat coba tanya ibu kita..
.
"Bagaimana penderitaan ibu saat mengandung saya dulu ? Bagaimana sakitnya ibu saat melahirkan saya dulu ?".
.
Tanya ibu kita sahabat-sahabat sekalian.. Kalau kita tanya sudah tentu air mata ibu kita akan jatuh, karena itu sahabat-sahabat suapkanlah makanan pada ibu kita..
.
Sahabat-sahabat semua.. Selepas wafatnya ibu ini, ternyata berita kematiannya sampai juga kepada anaknya yang sulung, anak dia terus telefon saya..
.
Apa anaknya bilang pada saya..
.
"Saya akan bawa anda ke pengadilan, Saya akan tuntut anda telah membawa keluar ibu saya dari dari Panti Jompo"..
.
3 tahun dia titipkan ibunya di Panti, dia tak pergi lihat, sebab itu ibunya rindu hingga ibu itu tak bisa membedakan saya dengan anaknya..
.
Akhirnya saya tunggu, tunggu punya tunggu tidak ada kabar hampir setahun lebih. Saya pergi ceramah di Masjid di daerah pecinaan, selesai saya ceramah datang seorang lelaki memeluk saya.
.
Menangis dalam masjid, orang dalam masjid herab, ada apa ini, saya tanya pada dia..
.
"Pak, ada apa ini? Ada masalah apa..?".
.
Dia berkata dalam keadaan menangis..
.
"Ustaz.. Tolong kasi tahu di mana makam ibu saya ustaz? Tolong kasi tahu di mana kubur ibu saya?"..
.
Saya bilang..
.
"Kenapa hari ini baru tanya kubur ibu kamu?"..
.
Dia bilang..
.
"Tolonglah ustaz.. Saya mau jumpa ibu saya ustaz, sayalah orang yang bergelar Tan Sri yang mau menuntut ustaz saat itu.. Saya sekarang ini sudah bangkrut ustaz, isteri saya mati kecelakaan, rumah disita bank, mobi mewah saya semua dah disita bank, tinggal satu saja, motor tua itu..".
.
Saya berkata..
.
"Saya bisa tunjukkan makam ibu kamu, tapi dengan satu syarat, kamu jangan pegang batu nisan ibu kamu..".
.
Sampai di pemakaman, tak sempat saya turun dari mobil, dia turun duluan, saya lihat didepan mata saya sendiri dia jatuh tersungkur tangan nya menjadi hitam, mulutnya tertarik sebelah yang tadi awalnya tangan dan mulutnya baik-baik saja, sambil memanggil-manggil..
.
"Ibu.. Ibuuu... Ibuuuu..".
.
Tiba-tiba saya angkat dia tak jauh dari makam ibunya belum sampai ke kubur ibunya, dia dah hembuskan nafas terakhir disamping makam ibunya..
.
Allahu Akbarrrrrrrrrrrrr...
.
Mengucap panjang saya.. Allah SWT tunjukkan kepada saya, dikehidupan ini balasan anak yang durhaka pada ibu dan ayahnya.
.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran di luar sana, ambillah iktibar dari kisah di atas.
.
"Dan apabila mata ibumu sudah tertutup maka hilanglah satu keberkatan disisi Allah, yaitu doa seorang ibu"'
.
Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,
1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini kesemua teman facebookmu , insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin..



Semoga yg membaca ini dijauhkan dari segala penyakit, diberi sehat wal'afiat, rezekinya melimpah ruah, dan keluarganya bahagia Dan bisa masuk Surga melalui pintu mana saja. Aamiin ya Rabbal'alamiin..

Semoga bermanfa'at.

Edited by: @SatyaOo
0 Comments

Tuhibbul 'Afwa #CoretanOo #34

"Tuhibbul 'Afwa" 
@salimafillah, 16 Mei 2020


***

Maha Suci Dzat, yang apabila kita bermaksiat, Dia menutupi aib kita; tak tergesa mengadzab, namun menanti taubat; segera mengampuni ketika kita beristighfar; dan menyambut bahagia semua hamba yang kembali padaNya.

Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki dari ummatnya Nabi Musa bermaksiat kepada Allah selama 40 tahun tak henti-henti. Hingga akibat dosa-dosanya itu, langit menahan airnya, bumi kekeringan, tanaman dan ternak mati.

Maka Musa 'Alaihis Salaam memimpin ummatnya untuk melaksanakan shalat istisqa'. Namun hujan tak kunjung turun. Maka bertanyalah Sang Kalimullah kepada Rabbnya, mengapa hal ini terjadi. Berfirmanlah Allah 'Azza wa Jalla kepadanya, "Wahai Musa, ada seorang dari ummatmu bermaksiat kepadaKu sejak 40 tahun lalu. Maka langitpun menahan hujan dari kalian."

"Bagaimana agar kami dapat memperoleh lagi karunia hujanMu Ya Rabbi? Sungguh kami nyaris binasa karena kekeringan ini!"

"Keluarkan dia dari tengah kalian maka hujan akan turun!"

Maka Nabi Musa bertitah, "Wahai Bani Israil, sungguh di antara kita ada seorang yang telah bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun lalu! Karena dosa-dosanyalah maka langit menahan hujannya! Demi Allah, keluarlah engkau wahai pendosa!"

Mendengar sabda Nabinya, sang pendosa merasa sangat sedih dan malu. Diapun berkata di dalam hatinya, "Yaa Rabb... Jika aku keluar dan mengaku, maka betapa tercela aku. Tapi jika tidak, maka kami semua akan mati kehausan akibat dosa-dosaku. Yaa Rabb... Tiada tempat bagiku kecuali aku bertaubat dan mohon ampun kepada-Mu!"

Maka tetiba hujanpun turun dengan derasnya.

Musa bertanya heran, "Yaa Rabbi, hujan telah turun padahal belum ada seorangpun tampil mengaku?"

"Wahai Musa", jawab Allah, "Telah Kuturunkan hujan karena rasa gembiraKu disebabkan taubat hambaKu itu."

"Yaa Rabbi, tunjukkanlah orangnya kepadaku, agar aku berterimakasih kepadanya."

"Wahai Musa, dia bermaksiat kepadaKu selama 40 tahun dan sepanjang itu Aku rahasiakan serta tutupi 'aibnya; maka bagaimana mungkin Aku buka tabirKu dan Kupermalukan dia di hari taubatnya?"

Allaahumma Innaka 'Afuwwun, TUHIBBUL 'AFWA, Fa'fu 'Annaa.

***

Sumber: Ustadz Salim Afillah
Edited by: @SatyaOo
0 Comments

Sharing is Caring #CoretanOo #33

"Sharing is Caring"
sumber gambar:galamedianews.com


Assalamu'alaikum
Sahabat.......
                                                                                    
Suatu hari di sebuah warung sederhana, di Kepatihan Wetan, Solo, aku mengamati dialog di dalamnya.
“Gratis Mbok??“ si Parjo bertanya heran.

“Ya , kenapa? makan aja apa yg kamu suka."

“Wah.... terimakasih mbok...terimakasih…”
Si Mbok tersenyum riang ketika memperhatikan Parjo, langganannya yg biasa berhutang di warungnya, sekarang menyantap makanan dg lahapnya.
Mungkin kali ini pria itu dapat menikmati makanannya dg tanpa beban.
Keringat meleleh di keningnya.

“ Jo...“

“Ya, Mbok. Ada apa..? apa ini hanya guyonan saja Mbok?" Parjo melongo ke arah si Mbok dg bingung dan mulut yg masih terisi nasi.
Tapi si mbok tetap tersenyum.

“Ini catatan Bon kamu ya. ? tanya si Mbok dg tersenyum.

“Ya Mbok. Tapi aku ndak ada duit sekarang."

“Ya, aku tahu. Kamu memang selalu ndak ada uang akhir2 ini.
Ya sudah, bon kamu aku hapus..“  jawab simbok dg senyum.

“ Hapus???“ teriak Parjo dg bengong.
“wah,  lelucon apa lagi ini Mbok. Jangan bikin aku jantungan Mbok. Gratis saja aku sudah bingung…lah sekarang bonku malah dihapus, lagi.“

“Ya ..kamu ndak perlu jantungan. Terima aja. Aku senang kok” Jawab simbok.

Hari itu ada hampir 40 orang yg datang makan di warung mbok Mijah.
Mereka semua adalah supir angkot, tukang becak, pemulung, pedagang asongan, pengamen jalanan dan tukang minta2 yg biasa nongkrong di sudut jalan.
Semua menikmati makanan dg gratis.
Bahkan sebagian dari mereka yg punya catatan hutang dinyatakan dihapus oleh simbok. 
Kebahagiaan jelas sekali terpancar diwajah si Mbok.

Pemandangan tsb  aku saksikan sendiri sambil asyik menikmati es teh manis.
Mereka yg datang seakan tidak memperdulikan ku.
Tapi tidak ada satupun ekspresi wajah dari mereka yg luput dari perhatianku.

Hari itu memang aku sengaja datang ke warung si Mbok yg jd langgananku ketika aku mahasiswa dulu. 
Si Mbok hampir tidak percaya ketika aku datang.‎
"Maksud mas??“ Tanya si Mbok dg sedikit terkejut.

“Ya Mbok. Aku ingin tahu berapa jumlah penjualan Si mbok bila seluruh makanannya habis terjual.”  tanyaku tanpa memperdulikan keterkejutannya.‎
“400 ribu rupiah, Den. Tapi tidak semua simbok terima karena sebagian dihutangin”

“ Baik. Berapa jumlah catatan hutang dari semua pelanggan si Mbok“  tanyaku lagi.

“ Ada Rp. 700 ribu" jawabnya lagi tapi masih bingung.

“Oke Mbok. Nah ini saya beri uang Rp. 1.500.000.“ kataku sambil memberikan uang itu kepadanya.

“Oh.. Untuk apa ini Den…??” Sekarang benar2 bingung dia.
“ Aku hanya ingin memberikan uang ini kepada Si Mbok. Karena dalam keadaan sulit siMbok masih bisa berbuat baik sama orang. Simbok bisa ngutangin orang yg butuh makan walau simbok sendiri tidak tahu kapan orang itu akan membayar.”

Sambil memperhatikan wajahnya yg berseri dalam kebingungan, kupegang tangannya dan menyerahkan uang itu. 
“Nah, apa yg akan siMbok lakukan dengan uang ini?" sambung ku.
“SiMbok hanya ingin memberi kesempatan semua langganan makan gratis hari ini. Menghapus semua hutang mereka.” Jawabnya.
“Mengapa???“. Sekarang gantian aku yg bingung.
“Simbok orang miskin. Simbok pengen bersedekah tapi ndak pernah bisa. Wong hidup juga sulit begini." Katanya.

Ketika senja mulai beranjak malam. Aku melangkah menjauhi sudut jalan itu.
Di dalam mobil aku termenung. Selama ini kita begitu hebatnya menggunakan retorika bahwa kita peduli dg si miskin. Kita marah kepada ketidak-adilan. Tapi kita tidak berbuat banyak.
Tapi sebetulnya kehadiran Allah tetap ada di lingkungan simiskin.
Dengan kesahajaan di antara mereka dan cara mereka, mereka berbagi untuk saling peduli. Itu...
Negeri ini kuat karena rahmat Allah yg meniupkan pesan cinta ke hati siapapun utk saling berbagi.
Masalahnya ada yg bisa membaca pesan itu dan ada yg tidak membacanya. 

Si Mbok adalah contoh bhw pesan cinta Allah dibacanya dg baik, walau sedikit yg  dia punya itulah yg dia bagi... dan dia bahagia karena itu.

Saudaraku...‎
Memang cinta selalu menyehatkan dan menentramkan walau harus dg memberi sesuatu dimana pada waktu yg bersamaan diri sendiri juga sangat membutuhkannya.

Berbagi tidak harus menunggu kaya.
Semoga bermanfaat 👍
Semoga kita senantiasa sehat, bahagia dan bersyukur selalu...aamiin..🙏🏻

#dirumahaja
#jagajarak
#cucitanganselalu

Edited by: @SatyaOo
Wassalammualaiku Wr. Wb
Selasa, 19 Mei 2020 1 Comments

Apa yang Kita Cari di Malam Lailatul Qadar? #CoretanOo #32

"Apa yang Kita Cari di Malam Lailatul Qadar?”
Tausiyah Ustadz Syatori Abdurrouf, 2016

***

Malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. 
Apanya yang lebih baik? Ketika kata 'lebih baik' disandarkan pada waktu 1.000 bulan, maka pengertian 'lebih baik'  memiliki makna bahwa Allah sangat suka ketika hamba-Nya beribadah pada waktu itu.

Khairummin alfi syahr adalah cara Allah membungkus cinta-Nya agar tampak menarik di mata hamba-hamba-Nya, yaitu dengan mengatakan bahwa malam itu lebih baik dari 1.000 bulan. Sehingga '1.000 bulan' itu harus dipahami sebagai bungkus dari sebuah bingkisan.

Jika kita mendapatkan bingkisan, yang sebenarnya kita harapkan adalah bungkusnya ataukah isinya? 

***

Maka yg harus kita pahami adalah bahwa tujuan utama kita bukan untuk menjemput atau mencari Lailatul Qadr tetapi mencari cinta-Nya, meraih cinta-Nya di malam Lailatul Qadar.

Sehingga yang tertanam di hati ini bukanlah '1000 bulan'-nya melainkan cinta Allah yang luar biasa, cinta dari Allah yang sangat senang jika hamba-Nya beribadah di waktu itu.

Maka, ketika yang kita kejar adalah cinta-Nya (bukan angka '1.000 bulan'-nya), ibadah kita tidak hanya karena tanggal ganjil atau genap saja.

Lailatul Qadr adalah karunia yang Allah berikan kepada siapa saja yang pantas. Manusia yang pantas adalah manusia yang tidak hanya beribadah di malam ganjil saja.

***

Bisakah wanita haid mendapatkan Lailatul Qadar?
Semua manusia mempunyai hak untuk mendapatkan Lailatul Qadr. Haid bukan penghalang  untuk mendapatkannya. Siapa saja yg bangun di malam hari untuk ber-ta'abbud, menghamba kepada Allah, berdzikir, berdo'a kepada-Nya, memiliki kesempatan untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

***

Orang yang bangun di malam Lailatul Qadar tidak secara otomatis dia akan mendapatkan Lailatul Qadr. Semua tergantung dari hati masing-masing. 

Ada orang yang menghidupkan Lailatul Qadar karena mengejar '1.000 bulan', lalu ketika di luar Ramadhan amalnya kembali menjadi biasa saja atau bahkan mengalami penurunan. Bukan hal seperti ini yang diharapkan.

Indikator keberhasilan jika kita telah menjumpai malam Lailatul Qadar adalah bertambahnya kualitas ibadah kita di luar bulan Ramadhan.

Mari bersemangat mengejar cinta-Nya di malam Lailatul Qadar,
Wallahu waliyyuttaufiq

***

Edited by: @SatyaOo
 
;