Jumat, 30 Agustus 2019 0 Comments

Beriman Pada Hari Akhir #CoretanOo #25

"Beriman Pada Hari Akhir"
***

Pernahkah kita mengantri dalam kemacetan yang sangat panjang ketika dalam perjalanan, seperti ketika mudik? Bukankah mengantri beberapa jam saja sudah membuat kita kadang merasa tidak tahan dan kesal?

Lantas, bagaimana ketika kita mengantri di “hari perhitungan” nanti?

Pada akhirnya, setiap orang akan mengantri, untuk ditanya setiap amalan di dunia, maka berapa lama kita mengantri?

Hari ini, ada 7 milyar penduduk di muka bumi. Bayangkan, jika kita berada di urutan terakhir, berapa lama kita harus menunggu?

Andai, setiap orang itu dihisab 1 detik saja, maka kita perlu menunggu selama 7 milyar detik, atau sekitar 200 tahun lamanya. Itu pun, kalau 1 detik.

Sedangkan, setiap manusia, dihisab sesuai lama usia hidupnya.

Sedangkan, manusia yang dihisab tidak hanya dari generasi kita, tapi dari generasi Adam _alayhi salam_ hingga kiamat nanti.

Sedangkan, kita tidak tahu, akan berada di urutan ke berapakah kita nanti.

Maka, berapa lama kita akan mengantri?

Kadang, ngantri di klinik, puskesmas, atau bank yang ada bisa duduk, ada AC, ada WiFi, bisa internetan, kadang menanti 4-5 nomer saja, membuat kita bete. Apalagi di padang mahsyar nanti. Di mana matahari berjarak beberapa jengkal saja.

***

Tapi ada pertanyaan yang justru harus lebih kita renungi,
Dalam kondisi apakah kita mengantri?

Ada orang-orang, yang mengantri dalam kepanasan, hingga mereka tenggelam dalam keringat mereka sendiri. Itu adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Allah, juga banyak melakukan dosa dalam hidupnya. Bagi mereka, 1 detik saja begitu lama.

Ada pula, orang-orang, yang mengantri, namun mereka diberikan naungan. Yakni, tujuh orang yang mendapat naungan, juga orang-orang beriman, dan orang yang sering bertaubat. Bagi mereka, berapa lama pun tak terasa berat.

Dengan mengimani Hari Akhir, mempercayai adanya hari perhitungan amal, tentu akan membuat hati kita yang kadang menjauh, untuk kembali mengingat kepada Allah SWT

Karena sesungguhnya, kita ini di dunia hanya sebentar, maka manfaatkanlah dalam kebaikan, karena kita ini hanya sedang singgah, sebelum pulang kampung ke akhirat.

Sudah siap mengantri? Sudah cukup bekalnya?

***
Choqi Isyraqi
Edited By @SatyaOo
Selasa, 13 Agustus 2019 0 Comments

Akan Datang Yang Lebih Baik #CoretanOo #24


“Akan Datang Yang Lebih Baik“
Rendy Saputra,  28 Mei 2019

***

Selama isi hati kita baik, Allah janji akan memberikan yang lebih baik dari yang Dia ambil.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّمَن فِيٓ أَيۡدِيكُم مِّنَ ٱلۡأَسۡرَىٰٓ إِن يَعۡلَمِ ٱللَّهُ فِي قُلُوبِكُمۡ خَيۡرٗا يُؤۡتِكُمۡ خَيۡرٗا مِّمَّآ أُخِذَ مِنكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ

Wahai Nabi (Muhammad)! Katakanlah kepada para tawanan perang yang ada di tanganmu, “Jika Allah mengetahui ada kebaikan di dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan yang lebih baik dari apa yang telah diambil darimu dan Dia akan mengampuni kamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.(Surah Al-Anfal: 70)

Fii qulubikum khaira. Ada kebaikan di hatimu.

Ada keridhaan pada takdir yang sudah Allah tetapkan.Ada maaf pada orang yang menzalimi dan menyakitimu.

Ada doa baik pada semua orang yang engkau kenal. Ada sangka baik pada ketetapan Allah yang menurut logika tidak sesuai rencana diri.

Ada keinginan untuk taubat, meminta maaf pada orang yang pernah dan sedang kita sakiti.

Ada tekad untuk membayar kesalahan, hutang, kewajiban dan berbagai kekurangan diri yang orang lain meminta qishash.

Ada kesadaran untuk kembali kepada Allah, meniti jalan taubat, membayar khilaf khianat dengan amal saleh yang serius.

Ada rasa bahwa Allah Maha Menyayangi, Maha Pengasih, Maha Baik pada hamba-Nya.

***

Tenang saja Sahabat, selama ada kebaikan di hatimu. Cukuplah semua risaumu hilang saat ini juga. Karena sebentar lagi yang lebih baik akan datang.

Rezeki yang lebih baik. Pekerjaan yang lebih baik. Rumah tangga yang lebih baik. Sahabat yang lebih baik. Komunitas yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik.

Bukan janji Saya, tapi Allah yang berjanji. Maka cukuplah Allah yang menjamin benar janji-Nya

***
0 Comments

Me Time Sejati #CoretanOo #23


"Me Time' Sejati"
Salim A. Fillah, 8 Juni 2017

***

Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia turunkan baginya bala' penyesak dada dan penumpah airmata, agar dapat Dia dengarkan keluh sedunya.

Sebab amat indah hati seorang hamba, yang takut tapi rindu, yang harap tapi malu, dan yang mencinta tapi merasa hina di hadapan-Nya.

Maka himpunlah semua duka dan galau kita, tumpahkan ia dalam sujud yang lama. Dan rasakan kesyahduan ketika kita luangkan waktu untuk diri, dengan mushaf tergenggam jemari, airmata mengaliri pipi, dan Allah hadir akbar-Nya dalam hati.

Duka seorang hamba, duka sedalam cinta, seperti diqasidahkan Imam Asy Syafi'i dengan merdu merasuk hati:

‏صبرًا جميلاً ما أقرب الفرجا
من راقب الله في الأمور نجا
من صدق الله لم ينله أذى
ومن رجاه يكون حيث رجا

"Pada sabar yang jelita, jalan keluar betapa dekatnya. Siapa merasai pengawasan-Nya, pasti selamat segalanya."

"Siapa jujur pada Allah takkan digapai bahaya. Dan siapa ber-asa pada-Nya, dia dapati Allah sesuai harapnya."

***
 
;