Jumat, 30 November 2018 0 Comments

Mungkin (Tidak) Berat Bagimu #CoretanOo #10

"Mungkin (Tidak) Berat Bagimu"
Sumber: Computerworld.com

***

“Ah, apaan sih. Gitu doang, cemen banget padahal, kan tinggal milih aja, gausah ribet”
“Masa yang gitu doang gak bisa, kan tinggal gini aja. Apa susahnya?”

***

Seringkali, ada orang yang datang menceritakan berbagai masalahnya. Namun, tidak jarang juga, kita sebagai pendengar, merasa bahwa masalahnya itu terlalu remeh untuk diceritakan.

Seperti ketika beberapa waktu lalu, seorang wanita bertanya pada saya, ia bertanya, “Setiap hari saya bertemu mantan, haruskah saya keluar dari tempat kerja saya?”

Iseng, saya coba tanya pendapat teman-teman saya tentang pertanyaan ini. Banyak yang awalnya tersenyum ketika mendengar pertanyaan ini. Beberapa bahkan berkomentar “Lah, masa gitu doang keluar? Santai aja kali”. Bagi mereka, persoalan itu, remeh.

Namun coba kita sedikit bernostalgia sejenak dengan hidup kita.

Pernahkah kita, ketika masih kecil, bertanya hal-hal yang begitu pada orang yang lebih dewasa?

Semisal “Ayah, 11 tambah 30 itu berapa sih?”
Atau “Kakak, kalau Budi punya 4 permen, diambil 2, maka sisa berapa sih, Kak?”
Atau “Paman, lirik lagu Indonesia Raya itu, bagaimana, sih?”

Bukankah pertanyaan itu sungguh mudah bagi orang-orang dewasa? Bukankah otak kita tak perlu berpikir keras untuk mencari jawabannya. Iya, tentu mudah. Karena kita sudah pernah melewatinya.

Namun, ingatkah bagaimana perasaan kita ketika kecil, bukankah kita bertanya dengan penuh kebingungan? Bukankah kita datang dengan penuh rasa ketakutan? Takut jika tak menjawab, ada konsekuensi yang didapat. Bukankah kita bertanya, karena kita butuh jawaban?

Pertanyaan itu, sungguhlah mudah bagi para orang dewasa. Namun, bagaimana rasanya jika kita sebagai orang dewasa menertawakan pertanyaan tersebut  hanya karena kita anggap remeh? Bukankah sang anak justru akan berkecil hati? Bukankah sang anak akan merasa dirinya ini bodoh? Hati-hati, alih-alih dia mendapat jawaban, justru ia mendapatkan rasa sakit hati.

***

Setiap masalah memiliki kadar kesulitan yang berbeda bagi setiap orang. Bagi anak-anak, soal perkalian itu menjadi sungguh sulit, namun tidak bagi para orang dewasa. Bagi yang baru belajar, shalat subuh itu menjadi sungguh sulit, namun tidak bagi mereka yang sudah lama beriman. Bagi yang baru paham, menggunakan hijab itu sungguh sulit, namun tidak bagi mereka yang sudah terbiasa. Bagi keluarga yang sering berselisih, mengucapkan rasa sayang itu sungguh sulit, namun tidak bagi mereka yang keluarganya hangat. Bagi mereka yang baru merasakan cinta, menghadapi mantan di kantor adalah hal yang sulit, namun tidak bagi mereka yang belum pernah merasakan cinta atau sudah terlalu sering bergonta-ganti pasangan.

Masalah yang sama, belum tentu memberi rasa yang sama pada orang yang berbeda.

Maka, jangan pernah sekalipun meremehkan persoalan seseorang. Ketika mereka datang dengan masalah, mereka itu butuh untuk didengar, butuh untuk diberikan solusi. Mereka datang bukan untuk ditertawakan, bukan untuk dihina.

Mungkin, itu tidak berat bagimu. Tapi sungguh, itu sangat menyulitkan baginya

***

Sumber: Choqi Isyraqi
Edited by: @SatyaOo
Kamis, 22 November 2018 0 Comments

Simple But Powerfull #CoretanOo #9

"SIMPLE BUT POWERFULL"
Sumber: Smallstarter.com

Mengapa Google menjadi tempat kerja paling membahagiakan? Ini salah satu rahasianya.

Gajinya besar, makan besar hingga cemilan gratis, disediakan tempat tidur siang, disediakan berbagai sarana olahraga dan games, desain kantornya keren banyak spot selfie. 

Semua itu memang bikin asyik kerja di Google. Tapi ada satu hal yang nggak banyak orang tahu, yang membuat Google menjadi salah satu tempat kerja paling membahagiakan di planet ini.

Chad Meng, salah seorang insinyur, salah seorang perintis di Google (dia karyawan no 107) adalah otak yang merancang sebuah program untuk menciptakan suasana membahagiakan di Google.

Dia menggagas sebuah program untuk karyawan google namanya Search Inside Yourself. Programnya banyak dan unik-unik. Tapi saya mau share satu aja yang menurut saya simple tapi jleb.

Meng mengajarkan sebuah latihan pikiran selama 10 detik saja. Pikirkan dua orang yang ada di ruangan ini, lalu katakan dalam hati "Saya mendoakan dengan tulus agar si A bahagia, Saya mendoakan dengan tulus agar si B bahagia".

Latihan simpel ini ternyata telah mengubah banyak orang. Setiap orang yang sudah mempraktikkan ini akan tersenyum dan merasa lebih bahagia dibanding 10 detik yang lalu.

Meng pernah mengajarkan praktik ini di sebuah seminar pada selasa malam. Dia menyarankan kepada audiens untuk mempraktikkannya besok saat kerja, 10 detik setiap jam. Pilih secara acak dua orang yang melintas di kantornya. Karena ini cuma dalam pikiran, tidak ada hal yang menyulitkan atau memalukan.

Pada hari Rabu Meng mendapat email dari salah seorang yang mempraktikkan latihan ini: "I hate my work, I hate coming to work every single day. But inattended your talk on Monday, did the homework on Tuesday, and tuesday was my happiest day in 7 years."

Mengapa praktik ini begitu efektif untuk menciptakan suasana bahagia dalam hati? 

Ketika mempraktikkan latihan ini saya baru sadar bahwa sumber stres adalah karena kita sibuk memikirkan diri kita. Coba cek doa-doa kita. 99% untuk kebaikan, kebahagiaan, kekayaan diri kita sendiri.

Kayaknya nggak pernah deh kita menyelipkan doa setelah sholat untuk tetangga yang lagi susah, tukang bakso yang malam-malam lewat, atau petugas PLN yang ngecek meteran.

Padahal salah satu sumber kebahagiaan itu ternyata adalah melakukan kebaikan untuk orang lain, altruisme.

Dan sebaliknya, sumber ketidakbahagiaan adalah selfish, egoisMe, selalu Me Me Me (aku aku aku).

Makanya orang yang paling bahagia itu adalah Rasulullah. Hidupnya hanya untuk kebahagiaan orang lain. Doa-doa dan harapannya untuk umatnya. Bahkan kata terakhir adalah Ummatii (umatku)...

Dan Rasul juga pernah kasih resep kebahagiaan yang mungkin Chad Meng terinspirasi dari sini:

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama” (HR. Muslim no. 4912).

Mari kita saling mendoakan dan praktekkan...
Tanpa pamer pada yg didoakan. 🙏🏼😊
Selamat Maulid Nabi

Sumber: @Wijat_miko
Edited by: @SatyaOo
Minggu, 18 November 2018 0 Comments

One Story, Two Perspectives #CoretanOo #8

"ONE STORY, TWO PERSPECTIVES"

Sumber: Brilio.net

Seorang penulis buku terkenal duduk di ruang kerjanya... dia mengambil penanya... dan mulai menulis :

"Tahun lalu... saya harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu. Saya harus terbaring cukup lama di ranjang....

Di tahun yang sama, saya berusia 59 tahun dan memasuki usia pensiun..., keluar dari pekerjaan di perusahaan yang begitu saya senangi... saya harus tinggalkan pekerjaan yang sudah saya tekuni selama 32 tahun...

Kemudian... masih di tahun yang sama, anak saya gagal di ujian akhir kedokteran, karena kecelakaan mobil. Biaya bengkel akibat kerusakan mobil adalah puncak kesialan di tahun lalu..."

Di bagian akhir dia menulis:

"Sungguh... tahun yang sangat BURUK!"

Istri sang penulis masuk ke ruangan dan mendapati suaminya yang sedang sedih dan termenung... 
Dari belakang, sang istri melihat tulisan sang suami. Perlahan-lahan ia mundur dan keluar dari ruangan...

15 menit kemudian dia masuk lagi dan meletakkan sebuah kertas berisi tulisan sebagai berikut :

"Tahun lalu... akhirnya suami saya berhasil menyingkirkan kantong empedunya yang selama bertahun-tahun membuat perutnya sakit...

Di tahun itu juga... saya bersyukur, suami bisa PENSIUN dengan kondisi sehat dan bahagia. Saya bersyukur kepada TUHAN, dia sudah diberikan kesempatan berkarya dan berpenghasilan selama 32 tahun untuk menghidupi keluarga kami

Sekarang, suami saya bisa menggunakan waktunya lebih banyak untuk menulis, yang merupakan hobinya sejak dulu...

Dan masih di tahun yang sama pula...TUHAN telah melindungi anak saya dari kecelakaan yang hebat... Mobil kami memang RUSAK berat akibat kecelakaan tersebut..., tetapi anak saya selamat tanpa CACAT sedikit pun..."

Pada kalimat terakhir istrinya menulis :

"Tahun lalu.... adalah tahun yang penuh BERKAH yang luar biasa dari ALLAH. dan kami lalui dengan penuh rasa takjub dan syukur..."

Sang penulis tersenyum haru..., dan mengalir air mata hangat di pipinya... Ia berterimakasih atas SUDUT PANDANG berbeda untuk setiap peristiwa yang telah dilaluinya tahun lalu... Perspektif yang BERBEDA telah membuatnya BAHAGIA...

Sahabat, di dalam hidup ini kita harus MENGERTI bahwa bukan KEBAHAGIAAN yang membuat kita BERSYUKUR Namun rasa SYUKURLAH yang akan membuat kita BAHAGIA....

Mari kita BERLATIH melihat suatu peristiwa dari sudut pandang POSITIF dan jauhkan dari PRASANGKA NEGATIF dalam hati.

#mariberlatih

Edited by: @SatyaOo
Minggu, 11 November 2018 0 Comments

Tentang Sepotong Rindu #CoretanOo #7

"Tentang Sepotong Rindu"

 Sumber: Hipwee.com


Setiap kebaikan pasti akan berbalas dengan kebaikan sekecil apapun.
Karena tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan pula, bukan? Tenang saja Allah tidak akan lupa dengan kebaikan-kebaikan, sedekah, doa-doa, atau pertolongan kita, walau orang lain tidak menganggap kebaikan kita.

Jangan pernah meremehkan orang lain, karena itu akan membuat kita sulit. Lihatlah seseorang dengan kebaikan bukan dengan kesombongan, keburukan, atau prasangka. Karena mungkin kita tidak lebih baik dari mereka.

Perlakukan seseorang dengan kebaikan seperti kita yang juga menginginkan kebaikan tersebut. Walau mungkin kita tidak diperlakukan dengan baik.

Suatu saat kita akan diperlakukan sama dengan apa yang pernah kita lakukan, maka tanamlah benih-benih kebaikan, agar yang kita tuai adalah kebaikan pula.

Bukankah itu yang kita inginkan?

***

Sumber: Thalhah S. Rabbani
Edited by: @SatyaOo
Jumat, 02 November 2018 0 Comments

Mau Belajar #CoretanOo #6

"Mau Belajar"

Sumber: Study.com

***

Pada akhirnya, yang paling penting dari setiap orang adalah Kemauan Belajarnya.

Seperti wanita yang mau belajar memasak, mau belajar mengasuh, mau belajar bersih-bersih.

Seperti pria yang mau belajar tegas, mau belajar menjahit, mau belajar pertukangan.

Seperti karyawan yang mau belajar ilmu baru, mau belajar memecahkan masalah, mau belajar agar pintar.

Seperti OB yang mau belajar menyapu, mau belajar mengurus dapur, mau belajar merapihkan meja.

Yang paling penting, adalah Kemauan Belajar. Karena dengan mau belajar, kita memahami diri kita ini rendah, dan perlu meningkatkan diri.

Dan yang lebih penting dari mau belajar sesuatu, adalah Mau Belajar untuk menjadi Lebih Baik.

Seperti mau belajar memberi, mau belajar sabar, mau belajar santun, mau belajar bersyukur, mau belajar bangun lebih pagi, mau belajar beribadah, serta berbagai kemauan untuk belajar lainnya.

Jangan pernah sekalipun bilang "Aku orangnya memang begini, tak bisa diubah”, jangan, sekalipun jangan. Karena sesungguhnya, setiap orang bisa berubah, selama ia mau belajar untuk berubah.

Karena bagaimanapun juga, Orang-orang Terbaik, adalah yang mau belajar, untuk Menjadi Lebih Baik.

-Jadikan Setiap Langkah Hidupmu adalah Kebutuhanmu (Aruna,2018)-

***

Choqi Isyraqi, November 2017
Edited by @SatyaOo
 
;