Jumat, 16 Agustus 2013 0 Comments

My Best Friend on Senior High School


0 Comments

My Commitmen for SBMPTN !


Senin, 12 Agustus 2013 0 Comments

Nugie-Lentera Jiwa

Terinspirasi dari Patlabor Camp 2013 :)




0 Comments

Life Up To the Fullest

Entah kenapa suka banget sama video ini :)


Minggu, 11 Agustus 2013 0 Comments

#LELAKITANPATEMBAKAU

0 Comments

Memilih Jurusan Berdasarkan Cita-Cita, Yakin?



SETELAH melalui masa sekolah menengah, pemilihan jurusan kuliah menjadi problem yang menghinggapi para pelajar yang baru lulus dari sekolahnya. Bagi yang sudah menetapkan jurusan tujuannya, menjalani pilihan awal bukan tanpa godaan. Para calon mahasiswa ini juga pasti akan terpengaruh pendapat teman-temannya tentang jurusan-jurusan lainnya.

Mempertimbangkan cita-cita?

Untuk memilih jurusan yang ideal, tidak ada rumusan pasti, tapi yang jelas memilih jurusan yang sejalan dengan arah cita-cita kita di masa depan adalah rumusan paling favorit dari semua orang, apakah rumusan itu tepat?

Untuk mengetahuinya tentu perlu dibahas secara runut apa implikasi dari pemilihan jurusan kuliah dengan jalur karir di masa depan dalam jurusan-jurusan tertentu misalnya, mana mungkin jika kita bercita-cita untuk menjadi dokter, tapi tidak mengambil jurusan kedokteran sebagai pilihan jurusan kuliah, melainkan jurusan lain yang tidak berhubungan dengan dunia kedokteran.

Mengingat untuk bisa masuk dalam dunia profesi dokter dibutuhkan pendidikan khusus yang dimulai sejak perkuliahan. Hal ini juga berarti mengambil kuliah kedokteran akan membawa kita pada kepastian profesi setelah masa kampus, yaitu menjadi dokter, bukan pengacara, atau yang lainnya.

Setelah mengetahui jurusan-jurusan tertentu punya konsekuensi khusus tentang keprofesian. Pertanyaan selanjutnya muncul, apakah semua jurusan punya implikasi yang sama? Tentu tidak. Jurusan-jurusan nonprofesi seperti manajemen, komunikasi, dan lain-lain. Tentu membuka jalan bagi kita untuk mengembangkan pola karir tersendiri yang bebas dari pola profesi secara umum.

Tidak ada jaminan

Sekalipun begitu, sebenarnya tidak ada jaminan, bahkan untuk jurusan perkuliahan yang memiliki jalur profesi tersendiri, bahwa para mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di jurusan tersebut pasti akan mengikuti jalur profesinya.

Pengusaha ternama Chairul Tandjung misalnya, sekalipun lulusan kedokteran gigi, memilih menjadi pengusaha dan bahkan sukses dalam bidang yang sama sekali berbeda dengan jalur studi akademiknya itu. Hipotesa kita tentang rumus pemilihan jurusan yang mengaitkannya dengan mau menjadi kita apa nanti terbantahkan, lalu apa yang jadi pertimbangan paling tepat dalam memilih jurusan?

Jawaban paling benar adalah kita tidak boleh menyandarkan pilihan hanya bergantung pada satu poin pertimbangan, melainkan juga harus melihat pertimbangan lain secara komprehensif. Cita-cita, biaya, prospek, tingkat persaingan, dan lainnya. Sehingga pilihan yang kita tetapkan tidak disesali pada kemudian harinya.

Adnan Mubarak
Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Indonesia 
Angkatan 2010 (//ade) 
 
;