Minggu, 05 Maret 2023 0 Comments

Resonansi dalam Organisasi #5CC5

 Resonansi dalam Organisasi #5CC5


Mengikuti organisasi didalam kampus merupakan tantangan tersendiri dalam fase kehidupan. Bertemu teman teman sefrekuensi, berideasi dan menjadikan itu kreasi.

Berkarya bersama dengan tujuan seirama menjadikan hidup lebih bermakna. Banyak doa yang mengalir dari hulu sampai hilir. Kebermanfaatan menjadi tujuan utama, kegiatan dengan tatakrama

Melatih ilmu komunikasi dalam berelasi hingga terkoneksi. Memicu system thinking, critical thinking hingga design thinking. Upgrade diri dan muhasabah diri.

Pengalaman adalah guru kehidupan terbaik, dari posisi teknis hingga startegis, banyak kenangan manis. Terima kasih organisasiku di masa lalu, masa yang telah berlalu.

0 Comments

Karya yang Bergerilya #5CC4

 Karya yang Bergerilya #5CC4


Menulis 3 buah buku, menjadikan salah satu karya dalam hidup, banyak pesan yang disampaikan. Banyak kata yang tertata, banyak makna dimana-mana.

Rasa syukur terucap dari karya yang dihasilkan. Kebermanfaatan yang diniatkan. Buku yang pertama yang berjudul "Jangan Pernah Lelah Melangkah" agar diri ini terus bertumbuh dan agile dalam perkembangan jaman ini serta Perjuangan dalam fase kehidupan yang sudah dilalui.

Buku Kedua terkait dengan Memperingati Hari Bumi, Earth Day yang berjudul "Nanti Kita Cerita Tentang Pelindung Bumi" dengan berbagai macam tema didalamnya yang terkait dengan pengalaman kehidupan.

Buku ketiga yang berjudul hidupku serasa nano-nano, sebagai bentuk ikhtiar, Kontribusi bagi negeri ditengah pandemi.

Karya dalam bentuk buku-buku tersebut semoga bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya, Hidup cuma sekali,jangan menua tanpa arti - Ridwan Kamil

0 Comments

Kejutan dari-Nya yang Tak Kusangka #5CC3

 

Kejutan dari-Nya yang Tak Kusangka #5CC3

Mohamad Satya Aruna

“Fokuslah bermimpi namun tak hanya tuk apa yang ingin kita capai, tapi juga bagaimana cara kita tuk menggapainya”

(Mohamad Satya Aruna)

Pernahkah kamu mendapat kejutan dari kawanmu? Apalagi jika itu terjadi pada hari spesialmu? Sungguh mengagetkan namun menyenangkan bukan? Ya, sama halnya ketika aku meraih kesempatan tuk mendengar cerita dari seseorang, dimana aku terkejut sekaligus penasaran karena persepsiku dia adalah orang yang senang ketika saling berbagi cerita dengan siapapun, sungguh kebetulan yang menyenangkan.

Kata demi kata mulai dia utarakan layaknya jemari yang sedang menuangkan tinta pena dalam secarik kertas yang berjudul “Surat Kecil dari Masa Lalu”. Dia memulai kisahnya dari masa kecilnya dimana dia berasal dari keluarga yang sederhana, sejak kecil Ayahnya mengajarkannya menjadi pribadi yang mandiri dengan rajin menabung, dia pun belajar menabung separuh uang jajannya di kantor pos atau celengannya. Ibunya yang selalu mengajarkannya tuk menjalankan Perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.  Terkejutnya aku karena dia dulunya seseorang yang memiliki kepribadian tertutup, pemalu, dan tidak percaya diri. Jangankan untuk berbicara di depan banyak orang, ketika komunikasi dengan teman dekatnya pun dia termasuk orang yang pasif. Masa kecilnya pun dilalui dengan banyak ujian, seperti dia pernah menjadi korban bully dari teman teman sebayanya, dibilang anak cupu, dikucilkan, diganggu ketika dikelas, dipandang sebelah mata sehingga membuat mentalnya pun di uji kala itu. Lingkungan yang keras sudah menjadi makanan sehari-hari selama mengenyam masa pendidikan.

Kejutan dari-Nya pun tiba-tiba datang selama dia mengenyam masa pendidikan dimana dia selalu masuk pilihan terakhir dalam semua seleksi ke jenjang pendidikan berikutnya dan Allah masih memberinya kesempatan tuk masuk sekolah negeri. MasyaAllah, begitu baiknya Allah kepada Hambanya walau dengan setumpuk ujian hidup dari lingkungannya, namun ada hikmah besar yang terkandung didalamnya. Begitu pun ketika aku penasaran dengan titik perubahan karakter dalam dirinya, Sejak kapan dia bisa menjadi sosok yang seperti sekarang ? lantas dia pun menjawab bahwa dia pernah mempunyai sebuah tekad kepada teman teman yang pernah membullynya bahwa “Saya pasti bisa berubah menjadi lebih baik”. Ketika mengenyam sekolah menengah atas disitulah awal mula titik perubahannya. Pernah terlintas dalam benaknya untuk masuk sekolah menengah kejuruan saja, agar cepat kerja dan bisa membantu orang tuanya. Namun orang tuanya terus memotivasinya agar ia mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.

Ibunya pun tak henti mengingatkannya untuk tak hanya menjalankan kewajiban dari yang Allah perintahkan, namun juga mencoba membiasakan diri untuk menjalankan sunnah-sunnahnya seperti dhuha, tahajjud, puasa senin-kamis, dan lainnya. Setelah dia mencoba serta berusaha untuk melakukan hal-hal tersebut, seiring berjalannya waktu dia pun merasa Allah memudahkan langkah demi langkah hidupnya serta banyak kejutan-kejutan terbaik dari-Nya yang tak ia sangka dalam hidupnya. Dia mulai sering bertanya ketika ada presentasi dikelas, memberanikan diri berpendapat ketika kerja kelompok, menjadi tutor biologi dalam sebuah ekstrakulikuler, sampai Alhamdulillahnya dia menjadi salah satu pelopor pembetukan ekstrakulikuler voli di sekolahnya. MasyaAllah, tidak ada yang tidak mungkin ketika Allah sudah berkehendak. Sampai yang mengejutkanku ternyata awalnya dia tak menyukai olahraga voli bahkan takut untuk bermain, namun atas izin-Nya dan kegigihannya dalam belajar, akhirnya dia bisa jatuh cinta dengan olahraga tersebut. Perubahan demi perubahan perlahan dia rasakan, rasa percaya diri yang terus ia investasi dalam diri menjadikannya lebih aktif dikelas maupun kegiatan diluar kelas. Alhasil, Alhamdulillah prestasi secara akademik pun meningkat drastis dikelasnya.

Episode kehidupan terus berjalan hingga dia mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi. Ujian dari-Nya pun datang ketika dia dinyatakan lolos untuk kuliah di Malaysia, namun karena masalah administrasi maka kejutan dari Allah menggantinya dengan rencana yang lebih baik yaitu masuk Universitas Padjadjaran. Tangis haru dan sujud syukur pun tak terelakkan karena telah melewati seleksi yang begitu ketat namun karena mimpi, kegigihan dan doa yang kuat akhirnya mimpi yang ia impikan untuk masuk perguruan tinggi negeri pun menjadi kenyataan.

Dibalik semua itu, ujian hidupnya kembali muncul dimana ia terlambat mendapat informasi penerimaan beasiswa bidik misi. Tetapi dengan niatan tulus dan gigih untuk meringankan beban orang tuanya maka mimpi menjadi seorang penerima beasiswa pun terus di Ikhtiarkan. Alhamdulillah kejutan dari-Nya terjadi ketika selama 4 tahun kuliah dia mendapat beasiswa dari pemerintah dan dari negara Belanda. Selain dari beasiswa, untuk mencukupi kebutuhan tambahan maka sehari-harinya ia berjualan coklat dan pulsa dari satu kelas ke kelas lain. Berdoa, Ikhtiar, Bersyukur selalu jadi penguatnya dalam menghadapi setiap ujian dalam hidup, tuturnya.

Jadikanlah setiap langkah hidupmu adalah kebutuhanmu, jadilah pribadi yang upgradable dalam memperbaiki diri, katanya. Dan yang menjadi kebutuhan tuk di upgrade dari dirinya pada saat itu adalah Leadership, Public Speaking, Lomba Karya Tulis karena ia selalu ingat kata-kata dari ibunya bahwa laki laki itu suatu saat pasti akan jadi seorang pemimpin. Dia selalu memposisikan dirinya sebagai “Pembelajar” dengan siapapun dan kapanpun karena dia percaya bahwa setiap orang adalah guru dan setiap pertemuan pasti ada hikmahnya. Kemudian dari apa yang dia butuhkan, dia belajar sedikit demi sedikit dengan mengikuti pelatihan-pelatihan kepemimpinan maupun public speaking serta mengikuti beberapa organisasi yang mengacu pada karya tulis. Allah memang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, karena ketika apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, Allah pasti menggantinya dengan yang lebih baik. Selalu Positive Thinking to Allah ya kawan.

Lantas ketika menjadi mahasiswa baru, kira kira apa yang kamu pikirkan? ingin lulus cepat? ingin berwirausaha sambal kuliah? ingin aktif berorganisasi? Dan pastinya beragam macam ya kebutuhan dan keinginanmu. Namun hal yang dia lakukan ketika itu ialah membuat 100 mimpi dalam selembar kertas yang kemudian ia tempelkan dalam dinding kostannya. Dan apa yang terjadi setelahnya? MasyaAllah, Percaya atau Tidak atas izin Allah satu persatu mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan. Kejutan demi kejutan dari-Nya yang tak disangka olehnya. Dia membuat 100 mimpi tersebut tahun 2013 dan Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan adalah tahun 2013 akhir bisa lolos organisasi Badan Eksekutif Mahasiwa di kampus, tahun 2014 Allah mengamanahkannya dengan beasiswa, tahun 2015 Allah memberi kesempatan pertama untuk menjadi seorang pemateri dalam suatu acara serta amanah dalam Badan Eksekutif Mahasiswa, tahun 2016 Allah mengizinkannya untuk naik pesawat terbang tuk pertama kalinya dalam hidup serta Allah memberinya rezeki juara 1 lomba karya tulis ilmiah Nasional di Surabaya, tahun 2017 menjadi tutor beasiswa bagi adik angkatannya dan pada tahun tersebut dinamika hidup terjadi lagi ketika harus memperjuangkan sidang akhir agar tak bayar uang kuliah lagi karena beasiswa berhenti pada masa 4 tahun kuliahnya, dan Alhamdulillah Kejutan dari-Nya setelah melalui proses lobby yang panjang akhirnya dengan kegigihannya dia bisa lulus tepat waktu dan tak bayar kuliah lagi. Kejutan dari Allah sungguh sangat luar biasa, Hamdalah.

Rasulullah SAW bersabda : Khairunnas anfa’uhum linnas, yang artinya: Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain. (HR Bukhari Muslim). Kata-kata tersebut yang menjadi motivasinya dalam mengarungi hidup karena sejalan dengan apa yang orang tuanya sering doakan, “Semoga kamu menjadi orang yang bermanfaat di masa depan nanti”.

Mimpi-mimpi lain yang Alhamdulillah menjadi kenyataan adalah ketika dia punya niatan ingin memiliki teman di seluruh wilayah Indonesia dan Allah memberinya kesempatan untuk mengikuti acara-acara nasional dari kampus. Kemudian berawal dari presentasi karya essaynya tahun 2014, kini Alhamdulillah di beberapa kesempatan ia menjadi pembicara atau pemateri mengenai Leadership, organisasi atau karya tulis. Dan salah satu Kejutan dari-Nya yang terbaik dalam hidupnya adalah ketika salah satu dari 100 mimpinya untuk menulis buku dapat terwujud serta tertuang dalam tulisan ini di tahun 2018. Dan sosok “Dia” dalam cerita ini ialah diriku yang menjadi penulis dalam cerita ini. Alhamdulillah senang bisa berbagi cerita dengan kamu yang sedang membaca tulisan ini pada detik ini, ingat bahwa tak ada kata telat untuk bermimpi bahkan detik ini pun kamu mulai bisa menuliskan 100 mimpimu untuk masa depanmu.

Jika kamu termasuk orang yang kurang percaya diri, maka kunci untuk menjadi orang yang percaya diri adalah “Berani Memulai”, ya berani memulai untuk berpendapat, berbicara, inisiatif , bahkan bermimpi tuk masa depan karena rasa percaya diri akan mengikuti langkah keberanianmu. Jika kamu saat ini sedang galau, banyak masalah yang menimpamu, semoga detik demi detik yang kamu habiskan untuk membaca tulisan-tulisan di buku ini menjadi Pemicu awal langkah semangatmu dalam mewujudkan mimpi-mimpimu. Ingat ya bahwa setiap orang punya 86.400 detik setiap harinya, namun setiap orang berbeda-beda cara dalam menghabiskannya.

Jika kamu membaca untaian kata demi kata diatas ini dan merasa ada bagian “keberuntungan” dalam hidup si penulis yang terjadi, percayalah keberuntungan itu tak terjadi begitu saja tetapi ia dapat hadir ketika kita selalu berusaha tuk Mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara selalu berusaha menjalankan kewajiban-Nya & Ikhtiar maksimal dalam setiap kesempatan, apalagi jika ditambah sunnah-sunnahnya. Allah itu Maha Adil kok, maka dari itu luruskan niat baikmu, jangan lupa bahagiakan orang tua, jangan lelah untuk berproses, semoga lelahmu menjadi lillah Amin ya rabb. Salam dari Si Penulis tulisan ini yang masih harus banyak belajar lagi untuk mewujudkan mimpi-mimpi selanjutnya.

Profil Diri

Mohamad Satya Aruna. Lahir di Bandung pada 14 Desember 1995. Pernah menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Motto Hidupnya adalah Berdoa, Ikhtiar, Bersyukur. Hobinya Olahraga, Membaca Buku dan Menulis. Tergabung dalam komunitas @Inspirator_Indonesia. Jika butuh motivasi bisa kunjungi coretansatya.blogspot.com yang berisi coretan-coretan cerita motivasi dari berbagai sudut pandang. Ia bisa dihubungi melalui Line, Twitter, Instagram @Satyaoo atau WA 08562223303. Tulisan “Kejutan dari-Nya yang Tak kusangka” ini spesial juga saya dedikasikan untuk Kedua Orang Tua Saya, Hatur Nuhun.

1 Comments

Pemalu? Kini Hanyalah Masa Lalu #5CC2

 

Pemalu? Kini Hanyalah Masa Lalu #5CC2

Mohamad Satya Aruna, @SatyaOo

Terkadang diriku ini pernah berfikir, “ Kok dia bisa ya begitu Percaya Diri?” , begitu menariknya ketika dia berbicara, sedangkan diiriku ini hanya bisa mengamati dan ragu hingga takut berpendapat. Apalagi ketika ada momen-momen presentasi di kelas atau bercanda bersama kawan-kawan sebaya. Canggung dan kaku menjadi rasa yang dirasakan setiap momen itu. Pendiam, Kalem dan Tertutup sepertinya itu yang menjadi penilaian orang terhadapku kala itu. Ada rasa Deg-degan dan malas ketika harus public speaking di kelas atau forum diskusi kerja kelompok, untuk berpendapat saja jarang ku lakukan apalagi menjadi pimpinan dalam sebuah kelompok kecil. Begitulah dan begitulah yang ku rasakan selama bertahun tahun, lebih banyak diam daripada berbicara. Sampai suatu saat ada orang yang bilang dia kok baca puisi atau baca cerpennya cepat sekali, apa karena tidak mau lama tampil didepan? kadang semakin merasa malu ketika mendengar pernyataan tersebut.

Diam menjadi makanan sehari-hari dalam menjalankan aktivitas, bahkan terkadang murung dan hanya mengamati orang-orang begitu aktifnya berpendapat dalam segala momen. Sampai suatu saat aku berfikir “Jika aku terus menjadi diri yang seperti ini, akan terjadi apa ya didepan nanti?” dan juga berfikir “Hidup berasa flat, gini gini aja” atau juga ada rasa “ingin nambah teman, tapi ragu, tapi takut, tapi malu”. Rasa tidak percaya diri yang begitu kuat akhirnya membawa ketakutan untuk melakukan sesuatu, namun “Kemauan” yang lebih kuat dari “Ketakutan” tersebut membuat sedikit demi sedikit “Terobosan” baru dalam diri ini. Ya, itulah mungkin salah satu “Titik Balik” dalam hidupku.

Lalu apa yang membuat “Kemauan” itu bisa menjadi lebih kuat? Jawabannya simple, “Aku hanya ingin menjadi diri yang lebih baik dari sebelumnya” walaupun itu harus keluar dari zona nyamanku pada saat itu, tapi modal “Tekad” yang kuat dalam diri kita bahwa kita yakin dan ingin untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Yakinlah bahwa setiap manusia itu memilik Potensinya masing-masing, tinggal diri kita sendirinya, seberapa mau kita menggali potensi dalam diri kita dan seberapa kita tau tentang diri kita sendiri. Dengan semakin taunya diri kita sendiri maka kita akan dengan muda memetakan “Kekuatan” dan “Kelemahan” diri kita, Kekuatan yang bisa kita optimalkan dan kelamahan yang terus bisa kita minimalisir. Ingat ya, sedikit demi sedikit “Terobosan” atau kebiasaan yang berbeda yang mulai aku lakukan pada saat itu, dalam arti lain mencicil Meng-Upgrade Diri.

Hal apa sih yang ku lakukan dalam mencicil meng-Upgrade Diri pada saat itu? Waktu itu hal sederhana yang aku lakukan adalah ketika guru dikelas bertanya “apakah ada yang ditanyakan” dan aku mencoba mengacungkan dan bertanya, walau dengan mulut gemetar dan tangan gemetar pada saat itu, aku mencoba “Create Habit” baru dalam diri dan kebetulan ada apresiasi dalam segi keaktifan bertanya dalam kelas saat itu. Dari satu pelajaran untuk memberanikan bertanya kepada guru ditengah tengah kerumunan siswa lain pada saat di bangku putih abu-abu, akhirnya aku terus “Konsisten” dalam mengajukan pertanyaan di kesempatan atau pelajaran lain. Ternyata aku tidak menyangka, semakin sering aku bertanya, guru-guru setiap pelajaran pun mulai mengenalku sedikit demi sedikit dan ternyata aku sedang melatih “Skill Interpersonal” ku pada saat itu.

Aku percaya rasa percaya diri dalam diri itu sama seperti ketika mengasah pisau, semakin kita asah semakin tajam, begitupun dengan contoh kecil yang ku lakukan yaitu Bertanya tentang pelajaran yang belum dimengerti, lama kelamaan cara bertanya dan pertanyaan yang ku ajukan pun semakin tajam. Jadi yuk mari dicoba buat kamu yang masih ragu untuk berpendapat dan terbiasa untuk diam, coba dengan hal yang kecil terlebih dahulu. Dari kebiasaan kecil tersebut, ternyata “Kemauan” diri ini untuk mencoba hal lain yang lebih besar dalam rangka meningkatkan rasa percaya diri pun ku coba lakukan dengan mengikut ekstrakulikuler di sekolah, mulai belajar berkomunikasi aktif, dan mendapat relasi pertemanan baru.

Lantas apa aku puas dengan “Upgrade Diri” aku yang mulai sedikit berubah dari aku yang “Pemalu” ? yang aku rasakan pada saat itu belum puas, karena tekad dalam diri untuk terus mengasah kepercaya dirian dalam diri semakin kuat. Oleh karena itu, kesempatan demi kesempat untuk bertanya didepan umum saaat forum dan berpendapat saat forum mulai coba kulakukan. Semakin sering ku lakukan, semakin terbiasa lidah ini berkolaborasi dengan pikiran tuk merangkai kata. Coba aja deh! Pasti Bisa!

Langkah yang menurutku cukup berani ku ambil pada saat itu adalah aku mencoba mencari relasi sebanyak-banyaknya ketika menjadi mahasiswa baru, karena aku merasa bahwa pasti akan ada manfaatnya suatu saat nanti. Momen masa bimbingan di kampus pun menjadi hal yang kumanfaatkan untuk “Membangun Jejaring atau Relasi” dan disinilah titik dimana aku benar-benar sepenuhnya keluar dari zona nyamanku sebagai seorang “Pemalu” and I can do it. Sedikit demi sedikit aku tambah dan terus menambah kenala baru, ketemu orang baru hingga sampai dimana aku ikut dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa di kampusku. Padahal aku belum pernah ikut yang namanya Osis dan Paskibra di sekolah dulu. Dengan hanya modal tekad baik untuk diriku sendiri dan memperluas zona nyaman baruku maka aku coba terus belajar dan belajar di dunia politik kampus.

Oh iya pada awal masa kampus aku juga menonton video seorang mahasiswa yang menuliskan 100 mimpinya di sebuah kertas dan dia tempel di dinding kamarnya serta dia setia mengingat mimpi dan memperjuangkan mimpi-mimpinya. Akhirnya aku pun mencoba meniru dia dan Alhamdulillah banyak progress mimpi yang bisa ku konkritkan. Kemudian, hal yang paling yang tidak kuduga dalam hidupku adalah ketika aku bisa memenangi kontestati politik kampus dan menjadi salah satu pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa di kampus kala itu. Jujur dari awal aku ikut setiap organisasi dan kepanitiaan di kampus banyak sekali pembelajaran dalam hal komunikasi yang aku peroleh. Bahkan hingga pernah aku sampai melakukan aksi kreatif secara horizontal di kampus dengan menggaungkan kata-kata “Hidup Mahasiswa”. Unbelieveble rasanya bagi aku yang kalau ditarik ke awal adalah seorang yang “Pemalu” . MasyaAllah, Allah sungguh Maha Baik.

Dari “Kemauan” belajar dan terus mengasah keaktifan dikampus itulah yang membuka jalan-jalan lainnya dalam hal “Public Speaking” . Semakin kita interest dalam suatu hal, tentunya semakin penasaran untuk kita dalami, dan atas dasar “Kebutuhan” dalam diri untuk “Bertumbuh” maka aku mengikuti seleksi pelatihan-pelatihan kepemimpinan selama masa menjadi mahasiswa. Dan Alhamdulillah dari Pelatihan tingkat Fakultas hingga Nasional berhasil aku dapatkan. Lantas apa yang membuat kita bisa berbeda dari orang lain dalam setiap pelatihan yang kita ikuti? Jawabannya simple yaitu “Catat” ya mencatat apa yang kita dapat dari setiap pemateri yang disampaikan dalam pelatihan tersebut. Dengan mencatat berarti kita mendokumentasikannya dan bisa kita sharingkan lagi kepada lingkungan terkecil kita nanti hingga lingkungan yang lebih luas. Tentu akan lebih besar dampak manfaatnya.

Pelatihan-pelatihan Skill tersebut tentunya berdampak pada banyaknya relasi baru atau Circle baru yang kudapat. Kemudian Allah kasih lagi jalan bagiku untuk berkesempatan meng-Sharingkan apa yang kudapat dan ku catat dari pelatihan pelatihan tersebut seperti aku diberi kesempatan untuk jadi Pemateri tentang Etika Berorganisasi, Manajemen Organisasi, Leadership, Public Speaking ataupun Moderator Debat Politik kampus hingga Talkshow Kampus dari tingkat kampus hingga antar kota dan antar provinsi. Selain itu dari “Tekad” yang kuat dan “Kemauan” belajar yang tinggi, Alhamdulillah berhasil membawa prestasi-prestasi dalam hidup seperti Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional dan Conference Nasional, kemudian Juara Menulis Essay dan Juara 1 Lomba Puisi.

Tahun 2018, menjadi tahun yang special juga bagiku karena ditahun itulah aku menulis dan lahirlah Karya Buku Pertamaku yang berjudul “Jangan Pernah Lelah Melangkah” yang berhasil terjual ratusan hingga ribuan buku ke Seluruh Indonesia dan Luar Negeri. Dari buku itulah yang kemudian mengantarkanku dalam kesempatan kesempatan untuk “Bedah Buku” , dan Sharing tentang duni Kepenulisan di beberapa kesempatan. Hal-hal tersebut sering kusebut “Berbagi Kebaikan” dan semoga berkelanjutan karena kebaikan itu menular.

Jadi, Hikmah dalam tulisan ini adalah Jangan takut untuk “Mencoba” Hal-hal Positif Baru, Tumbuhkan Rasa “Kemauan” dan “Tekad” yang kuat untuk terus “Bertumbuh”. Gali terus momen-momen untuk “Upgrade Diri” karena yang namanya “Belajar” itu tak mengenal usia dan bisa dilakukan seumur hidup kita kalau bukan diri kita sendiri yang mau berubah, siapa lagi? Karena orang lain hanya bisa sampai memicu perubahan, keputusan terkahir tetap ada diri kita.

Buat temen-temen yang masih merasa menjadi seorang yang “Pemalu” mulai coba yuk sedikit demi sedikit untuk beranikan diri dan tumbuhkan mindset bahwa ilmu itu luas sekali adanya, karena Kepercayaan diri yang terus “Bertumbuh” akan sangat berguna sekali ketika teman-teman sudah terjun ke dunia “Bermasyarakat”.  So, Selamat Belajar, Mari Kita sama-sama belajar karena tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik dan Salam Produktif!

 

Mohamad Satya Aruna, Laki-Laki Kelahiran Bandung 14 Desember 1995, Mencintai Dunia Self Imporvement Semenjak Sekolah Menengah Atas dan Dunia Literasi semenjak di Kampus. Sekarang Sedang Bekerja menjadi Karyawan BUMN, Motivator, Public Speker dan Blogger Motivation. Motto Hidup “Berdoa, Ikhtiar, Bersyukur” Bisa Ditemui di akun Instagram @SatyaOo , Coretansatya.blogspot.com dan WA 08562223303 #SpiritOfMillenials

 
;